Mata uang Garuda itu terpantau berada di zona hijau dengan menguat 0,1 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, mata uang di kawasan Asia pada hari ini terpantau bergerak bervariasi, seperti peso Filipina yang menguat 0,09 persen, baht Thailand 0,01 persen, dolar Singapura 0,01 persen dan rupee India menguat 0,01 persen.
Namun, yuan China hari ini melemah 0,02 persen, won Korea Selatan 0,13 persen, Jepang minus 0,07 persen, ringgit Malaysia 0,023 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan.
Penguatan rupiah ini terjadi setelah pada perdagangan sebelumnya mata uang itu terus melemah, dengan kembali bertengger di atas Rp16 ribu per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra memproyeksi rupiah masih tetap melemah terhadap dolar AS hari ini, karena suku bunga acuan AS yang tinggi diprediksi masih akan ditahan lebih lama.
"Karena para petinggi the Fed yang berbicara semalam, diantaranya Raphael Bostic, Loretta Mester, Susan Collins, Christopher Waller, memberikan sinyal bahwa The Fed akan bersabar menunggu hingga inflasi jelas turun sebelum memangkas suku bunga acuannya," kata Ariston dalam analisis hariannya.
Berdasarkan sentimen tersebut, ia memprediksi rupiah akan bergerak ke level Rp15.930 hingga Rp16.050 hari ini.
BERITA TERKAIT: